P u b e r
Istilah "puber" berasal dari kata "pubes" yang artinya rambut yang tumbuh di sekitar kemaluan. Kondisi ini dialami oleh anak berusia belasan tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka mulai memperhatikan penampilan, tertarik kepada lawan jenis,sering mimpi basah, seiring dengan perubahan fisik yang mereka alami pada masa ini.
“Puber kedua” adalah kondisi yang dialami manusia pada usia antara 35 – 45 tahun yang terdapat kesamaan perilaku seperti yang dialami anak-anak yang memasuki masa puber, seperti lebih memperhatikan penampilan, lebih memperhatikan lawan jenis, dan sebagainya
“Puber kedua” adalah kondisi yang dialami manusia pada usia antara 35 – 45 tahun yang terdapat kesamaan perilaku seperti yang dialami anak-anak yang memasuki masa puber, seperti lebih memperhatikan penampilan, lebih memperhatikan lawan jenis, dan sebagainya
. Gejala yang timbul pada pria saat memasuki puber kedua adalah :
• Enggan tampil tua. Mereka mulai memperhatikan penampilannya maupun keindahan tubuhnya. Rambutnya disemir ala anak muda, dan bergaya gaul
• Mereka juga mulai senang kembali berpetualang.
• Produktivitas hidup meningkat. Banyak ditemui bahwa mereka semakin mahir bernegosiasi, semakin maju bisnisnya, maupun semakin memukau karirnya.
Sedangkan pada wanita, gejala yang muncul adalah :
• Terganggu atau berhentinya proses menstruasi (terjadi menopause). Hal ini terjadi karena gonadotrop tidak diproduksi lagi oleh kelenjar hypophysc. Efek yang terjadi adalah pusing, lesu, dan kurang bergairah. Akibatnya kestabilan emosi sering terganggu.• Timbunan lemak menyusut sehingga kulit mulai keriput, bahkan buah dada mulai berubah bentuk. Rambutpun mulai memutih. Keadaan ini akan berpengaruh pada kejiwaannya. Apalagi jika suami memandang hal itu sebagai suatu kemunduran.
Puber kedua, Mitos atau Realita ?
Puber kedua menurut sebagian orang merupakan mitos. Karena fase ini dapat dilaluinya dengan mulus tanpa hambatan suatu apapun. Atau hidup orang ini biasa-biasa saja, tidak macam-macam sehingga masa puber kedua dilewatinya dengan aman-aman saja.
Bagi sebagian orang yang mengalami puber kedua, percaya bahwa fase kehidupan yang namanya puber kedua ini memang ada.
Menurut para ahli jiwa “Puber kedua” yaitu tahapan dari seorang dewasa berpindah menjadi tua. Berbeda dengan masa puber pertama pada seorang anak yg akan menjadi remaja dimana menjadi super berani dan tak takut mati, masa puber kedua justru menjadi masa-masa di mana seseorang dihinggapi rasa takut, yaitu takut menjadi tua, takut menjadi tidak menarik lagi, takut mati, takut tidak berguna lagi, takut tidak kuat lagi, dan sebagainya.
Maka dalam tahapan ini kelakuan seorang dewasa tampak menjadi aneh, yaitu bertingkah seperti anak baru gede, baik dari segi penampilan maupun perilakunya, sebagai bayarannya (kompensasi) untuk menutupi ketakutannya itu. Semakin dia takut, kelakuan dan penampilannya menjadi semakin aneh. Hal yang berbahaya dalam tahapan ini adalah seseorang justru ingin menutupi ketakutannya dengan perilaku yang berbahaya seperti menjadi genit alias ganjen bahkan “Jatuh Cinta Lagi”.
Pada masa-masa ini seseorang menjadi demikian rapuh, takut dan mudah tersinggung. Di sinilah peran pasangannya harus lebih toleran dan mencoba memahami apa yang ditakutkannya dan bersikap arif dalam menghadapinya. Diharapkan pasangan bersiap menjadi penolong untuk siapa yang lebih dulu merasakan atau mengalaminya. Misalkan, dia takut dikatakan tua karena fisiknya yg memang sudah menurun vitalitasnya, hindarilah untuk menyinggung masalah fisik. Cobalah memuji dan membesarkan hatinya bahwa dia tetap sbg orang yg disayangi.
Alangkah baiknya jika segera memberi respons positif terhadap perubahan sikap pasangannya. Contohnya ketika pasangan mulai mencoba aneka gaya dan variasi berpakaian, beri masukan dan tanyakan apakah penampilan Anda juga sudah oke di matanya. Jagalah komunikasi dan sikap berteman yg baik dengan pasangan. Dengarkan baik-baik apa yang diminta, diharapkan, ataupun tidak disukainya, hindari sikap menghakimi dan marah. Jangan terjebak pada rutinitas. Usahakan menyelaraskan keadaan dengan melakukan “penyegaran” dengan berlaku seperti masa-masa pengantin baru atau pacaran.. Bisa dengan nonton berdua , makan di restoran favorite, liburan bersama keluarga, menata rumah atau kamar kembali dll, pokoknya lain dari kebiasaan rutin sehari-hari.
Menurut para ahli jiwa “Puber kedua” yaitu tahapan dari seorang dewasa berpindah menjadi tua. Berbeda dengan masa puber pertama pada seorang anak yg akan menjadi remaja dimana menjadi super berani dan tak takut mati, masa puber kedua justru menjadi masa-masa di mana seseorang dihinggapi rasa takut, yaitu takut menjadi tua, takut menjadi tidak menarik lagi, takut mati, takut tidak berguna lagi, takut tidak kuat lagi, dan sebagainya.
Maka dalam tahapan ini kelakuan seorang dewasa tampak menjadi aneh, yaitu bertingkah seperti anak baru gede, baik dari segi penampilan maupun perilakunya, sebagai bayarannya (kompensasi) untuk menutupi ketakutannya itu. Semakin dia takut, kelakuan dan penampilannya menjadi semakin aneh. Hal yang berbahaya dalam tahapan ini adalah seseorang justru ingin menutupi ketakutannya dengan perilaku yang berbahaya seperti menjadi genit alias ganjen bahkan “Jatuh Cinta Lagi”.
Pada masa-masa ini seseorang menjadi demikian rapuh, takut dan mudah tersinggung. Di sinilah peran pasangannya harus lebih toleran dan mencoba memahami apa yang ditakutkannya dan bersikap arif dalam menghadapinya. Diharapkan pasangan bersiap menjadi penolong untuk siapa yang lebih dulu merasakan atau mengalaminya. Misalkan, dia takut dikatakan tua karena fisiknya yg memang sudah menurun vitalitasnya, hindarilah untuk menyinggung masalah fisik. Cobalah memuji dan membesarkan hatinya bahwa dia tetap sbg orang yg disayangi.
Alangkah baiknya jika segera memberi respons positif terhadap perubahan sikap pasangannya. Contohnya ketika pasangan mulai mencoba aneka gaya dan variasi berpakaian, beri masukan dan tanyakan apakah penampilan Anda juga sudah oke di matanya. Jagalah komunikasi dan sikap berteman yg baik dengan pasangan. Dengarkan baik-baik apa yang diminta, diharapkan, ataupun tidak disukainya, hindari sikap menghakimi dan marah. Jangan terjebak pada rutinitas. Usahakan menyelaraskan keadaan dengan melakukan “penyegaran” dengan berlaku seperti masa-masa pengantin baru atau pacaran.. Bisa dengan nonton berdua , makan di restoran favorite, liburan bersama keluarga, menata rumah atau kamar kembali dll, pokoknya lain dari kebiasaan rutin sehari-hari.
Semua orang mengalami tahap ini, namun setiap orang berbeda situasi dan kondisinya, Untuk itu… lakukanlah kebijakan yg terbaik sesuai sikon masing-masing.
32 komentar:
kalau emang benar “Puber kedua” kondisinya dialami manusia pada usia antara 35 – 45 tahun.
berarti ane harus siap2 menghadapinya gan ... karena usia ane udah lewat 35...POKOKnya JALANI AJA bagai air MENGALIR....
jadi ingat kata Einstein : “Ada dua cara menjalani hidup, yaitu menjalaninya dengan keajaiban-keajaiban atau menjalaninya dengan biasa-biasa saja“. Tinggal kita pilih yg mana
(SIPP.. dua jempol untuk postingannya)
Penulisnya lagi puber ke dua Bos....he...he...Doakan selamat, bisa melalui sepenggal fase kehidupan ini.
beh ma' tak toman posting tutorial photosop gan..
kerong tero adonlota
he...he....mau alih tema buat tutorial macromedia he...he....lebih menarik nih
wew ... udah mau masuk masa puber ta? :P
suami saya masih jauh masuk puber ke-2,
jadi paling tidak tenang dulu deh untuk sementara waktu hehehe
Sebenarnya masa puber ke 2 tidak menakutkan kalo disikapi dengan benar....mungkin bisa menambah keharmonisan RT...ma kasih udah visit di blog nan sederhana ini
sebenarnya yang nakutkan itu klo gak punya puser, masalh puber se biasa aja, tapi klo gk punya punya puser wah amit-amit dua tiga pulau aja terlampau apalagi yang cuma satu kabupaten lewat bung
sebenarnya yg nakutkan itu klo gk punya puser, klo masalah puber ke 2 aja kecil. tapi klo gk punya puser, wah amit2 dua tiga pulau aja terlampau apalagi klo cuma satu kabupaten lewat bung!
Matur nuwun sudah mampir pak Darlin Salim
Udah punya Blog. Ya ? Oke aku langsung ke TKP
wah saya baru 25 taun kayanya akan mengalami puber kedua lagi xixi.. memang ada sih yang seperti itu..tapi mungkin itu benar hanya pelampiasan ketakutan karena akan menjadi semakin tua saja ^^
Untuk Kang Ian masih jauh untuk masuk ke fase itu, ya di tunggu aja ....
kalau gara2 puber kedua jadi lebih memperhatikan penampilan, saya rasa ga ada masalah..asal penampilan jadi lebih santun dan dewasa..alangkah indahnya jika puber kedua justru membawa org tsb kepada kematangan sikap dan spiritualnya
Itu yang diharapkan mbak. Terima kasih sudah berkunjung ke My blog
hahaha wah masa sihh tapi saya udah mulai lirik sana sini niih wah itu mah genit ya xixi parah banget ni efek jauh jauhan sm istri :D
Waduh dak tahu kalau begitu....Ya yang sabar Kang jauh dari istri. Yang banyak kegiatan aja biar dak puber tiap hari...he...he. Tapi bisa jadi pengantin baru terus kalo ketemu istri...yang penting dak hilang lagi dompetnya.
i think i'm still in first puber :D, nice to meet this blog
Jadi banyak tau sekarang.
Tapi mudah2an aja puber kedua saya masih lama :D
Oh..iya, "berhentinya proses menstruasi".
Nah lho, kan pria gak menstruasi? :D
Baca selengkapnya mas......oke aku langsung ke TKP ( web Mas Zippy )
Wah kalau puber ketiga keempat dan selanjutnya ada enggak ya?
Berarti aku sekarang sudah memansuki puber kedua ya Kang ?? jadi pingin kawin lagi :D
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
@Mas Giewahyudi > he..he..dak tahu itu mas mungkin seiring berjalannya waktu akan ada puber2 yang lain. Langsung ke TKP ( web mas Giewahyudi )
@Mas Sugeng ...Salam kenal juga, jabat erat dari kami guru sd terpencil.
semoga puber kedua kami ntar ttp langgeng2 aja..sampai akhir hayat..amiin
gkgkgkg g usah kemana-mana kalau g mau puber tiap hari mah xixi.. amiin kirain pak abi mau gantiin dompet saya hiks..boleh pak kalau punya lebih mah dihibahkan :D
banyak hal2 baru yg terjadi pada masa puber ke 2 ini..smg puber ke 2 saya nanti jadi lebih sholeh..amiin..:-)
@mak Amisha > Semoga keluarganya di jadikan tambah mesra pada fase puber ke 2. Bak pengantin baru lagi, bisa pacaran lagi ma pasangannya mbak...he..he...euuuunak tenan .... Alhamdulillah
@Mas Ian kalo dompetnya banyak disini mas, tapi isinya dak ada
@Mas Adi Arraihan amin...Langsung ke TKP Mas
salam..
saya menyimak saja pak hehe.. untuk informasi..
Monggo kalo cuma menyimak aja ^O^
g papa dompetnya juga pak.. saya belum beli yang baru ni kebetulan hehehe
koq g update si pak tulisannya..hehe saya komen terus di sini :D
Masih sibuk UN dan buat Laporan Keuangan Sekolah...ma kasih dah ngingatkan
Bisa timbul terjadi perselingkuhan donk kalu gitu ya.. makanya udah tua jangan gaya seperti anak muda hehe
ada kemungkinan untuk itu Mas Kamal, Untuk itu kita harus siap2 agar hal yang terburuk tidak terjadi. Bahkan bisa menjadi titik balik kita lebih mengenal dan memahami ke pasangan kita.
nice
Posting Komentar